Search

tanya jawab

2 komentar

kalian tau apa yang kita lakukan tidak selamanya benar?
kalian tau apa yang kita lakukan selalu menjadi perhatian orang?
sebenarnya sebenarnya seseorang butuh orang lain

Memantau 10 Tren di Dunia TI

0 komentar

Ada sepuluh tren teknologi informasi (TI) yang di-set oleh Computex 2007, dan biasanya tren ini akan menjadi kenyataan dalam waktu satu-dua tahun, berbeda dengan pameran Interop yang settingnya sekitar lima tahunan, bahkan bisa lebih lama lagi.

Tren pertama adalah aplikasi yang berbasis Microsoft Vista, termasuk perkembangan notebook yang dikuasai oleh enam perusahaan pembuat notebook terbesar di dunia, Quanta, Compal, Wistron, Inventec, Asus dan Foxconn.
Tren kedua merupakan inovasi di dunia game console, seperti Wii, PS3 dan Xbox, termasuk perkembangan perangkat-perangkat pendampingnya yang jumlahnya lumayan banyak dan mengikuti perkembangan dari peranti lunak yang ada.

Tren ketiga berhubungan dengan perkembangan di dunia layar TV LCD berukuran besar, 32, 37 dan 40 inchi yang banyak dipakai untuk ruang terbuka seperti bandara, mall-mall dan lobi perkantoran. Dunia LCD yang "dikuasai" oleh Jepang dan Korea sedikit diambil oleh beberapa vendor dari Taiwan, seperti MiTAC, Compal dan Wistron.

Tren ke empat sama dengan tren ke tiga, yaitu makin banyaknya produsen layar LCD yang secara siginifikan menggeser pemakaian monitor CRT (tabung sinar katoda), terutama berkembang pesat di pemakaian notebook yang naik sampai 33% di tahun 2006 lalu.

Tren ke lima merupakan tren yang tidak habis-habisnya dalam beberapa tahun belakangan, yaitu yang disebut sebagai "emas hitam" atau memori DRAM yang kebutuhannya meningkat terus sampai mencapai 35 milyar dolar Amerika.

Tren ke enam berhubungan dengan perkembangan telekomunikasi bergerak yaitu peranti ponsel dengan teknologi 3,5G yang sarat dengan berbagai keterbatasan paten dan monopoli teknologi.

Tren ke tujuh adalah naiknya penjualan komponen semikonduktor di bidang telekomunikasi, yang secara paralel menurunkan penjualan semikonduktor di komputer atau PC.

Tren ke delapan mengukuhkan kelahiran 802.11n, yaitu standar wireless LAN yang akan segera menjadi standar dunia, apalagi merk-merk terkenal seperti Apple TV dan Microsoft Vista memanfaatkan teknologi ini secara optimal.

Tren ke sembilan mengacu ke perkembangan industri perangkat enerji solar atau enerji matahari yang banyak dipakai di negara berkembang seperti Indonesia, dan seluruh produsen perangkat ini di Taiwan, sangat bergantung pada pemasok bahan dasarnya yang sebagian bukan dari dalam Taiwan.

Tren ke sepuluh bergerak di dunia Portable Navigation Device (PND), yaitu perangkat konsumer untuk navigasi, mengadaptasi perkembangan GPS dan sekaligus komponen penunjangnya seperti SoC dan Sip Single Chip yang membuat perangkat PND ini semakin kecil dan lebih banyak fungsinya. (Admin)




MORE NEWS & KNOWLEDGE

Selasa, 28-08-2007
Menkominfo: Serat Optik Terintegrasi di 2009
Rabu, 22-08-2007
Payung Hukum Kompetisi Telekomunikasi Disiapkan
Sabtu, 18-08-2007
Apakah Log Audit Trail?
Sabtu, 18-08-2007
Seberapa Panas CPU Dapat Bertahan
Jumat, 10-08-2007
ABG 14 Tahun, Sarjana Komputer Termuda di Dunia
Kamis, 09-08-2007
Onno Purbo 'Jualan' Wajan Masak
Kamis, 09-08-2007
Industri Wimax Dalam Negeri Harus Bergegas




Keajaiban Dunia Teknologi Informasi

0 komentar

Dunia penuh dengan perubahan, demikian pula dunia TI tidak terluput dengan sentuhan perubahan. OS yang tadinya hanya dikuasai oleh perusahaan raksasa seperti Microsoft dengan MS Windowsnya, ternyata sekarang bisa dibuat dengan amat sangat mudah, bahkan oleh pengguna perorangan sekalipun.

Selama puluhan tahun, tidak pernah terbayangkan sekalipun hal ini akan bisa terjadi, tapi banyak fakta yang memperlihatkan kebenaran ini :
* Tahun 2005, seorang siswa sekolah menengah berumur 15 tahun di India membuat OS sekelas Windows XP yang sangat mudah untuk dipergunakan.
* Tahun 2006, seorang pemilik warnet di Semarang membuat OS setelah warnetnya terkena sweeping OS Windows bajakan.
* Tahun 2006, seorang pengguna komputer membuat OS untuk salah satu majalah komputer terbesar di Indonesia tanpa mengetikkan satu baris kode programpun.

Bagaimana dengan tahun 2007 ?
Keajaiban di dunia TI akan masih terus berlangsung.
* OS sekelas Windows XP/Vista akan semakin mudah dibuat, bahkan oleh seorang pemula komputer yang baru belajar menggerakkan dan mengklik mouse.
* Akan semakin banyak pengguna komputer yang cenderung untuk membuat OS sendiri dan meninggalkan OS yang selama ini dipergunakannya.
* OS berbasis 3D yang jauh lebih menakjubkan dari Windows Vista dan berjalan di komputer dengan spesifikasi lebih rendah akan banyak bermunculan dari tangan pengguna komputer biasa, bukan dari perusahaan sebesar Microsoft lagi.

Karena begitu mudahnya pembuatan OS, bukan tidak mungkin nantinya Anda juga akan membuat sendiri OS yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Dan jika semua ini terjadi, akankah Windows ditinggalkan oleh penggunanya ...? Anda sendirilah yang akan menjadi penentunya ...!
Masa depan Microsoft dengan Windowsnya kini sepenuhnya ada ditangan Anda.

Anda kini bukan lagi menjadi obyek, tetapi sudah berubah menjadi subyek. Anda bukan lagi hanya sekedar menjadi pengguna OS, tetapi kini Anda sudah berubah menjadi pembuat OS. Tanpa harus mendirikan perusahaan raksasa sebesar Microsoft kini Anda bisa bersaing membuat sendiri OS sekelas Windows XP / Vista.

Jadi ... Andakah salah satu pembuat keajaiban di dunia TI ...?

Baca terus informasinya di e-book OS Merdeka, ikuti seminarnya di Mega Bazaar Komputer 11 Maret 2007 JHCC Jakarta bersama Majalah CHIP dan bersiaplah memasuki dunia baru OS buatan Anda sendiri.

DOWNLOAD e-book OS Merdeka @ http://www.pclinux.web.id/

Perempuan Lebih Percaya Diri Berkarir di Dunia TI Berkat Cisco Networking Academy Program

0 komentar

Cisco Networking Academy Program (CNAP) memberi pengaruh positif terhadap negara-negara berkembang. Demikian hasil studi yang dilakukan oleh Cisco, bersama dengan Cisco Learning Institute, International Telecommunication Union (ITU), United Nations Development Program (UNDP), dan US Agency for International Development (USAID).

Penelitian yang dilakukan di 6 negara Afrika menunjukkan keberhasilan CNAP tidak hanya menjadikan peluang kerja lebih luas, tetapi juga meningkatkan kepercayaan kaum wanita untuk berkarir di bidang TI. Dari 600 responden yang terdiri dari siswa, instruktur, pimpinan perusahaan dan komunitas; 40% dari siswa menyatakan punya peluang karir lebih baik, dan 12% memilih membangun usaha sendiri setelah menyelesaikan satu atau lebih mata pelajaran Cisco Networking Academy. 54% responden dari kalangan pimpinan perusahaan mengatakan para lulusan CNAP punya keahlian lebih baik, hal ini juga yang menjadi alasan mereka untuk memilih karyawan dari lulusan CNAP.

Hasil survei di 6 negara di Afrika menyatakan hampir dua per tiga dari responden berhasil mendapat pekerjaan setelah menyelesaikan Cisco Networking Academy program (CNAP) dan hampir tiga per empatnya mendapatkan pekerjaan yang berhubungan dengan keahlian jaringan. Yang menarik, 32% dari siswa peserta program ini adalah perempuan! Kebanyakan dari mereka mengatakan program ini dapat meningkatkan percaya diri serta membuka peluang lebih besar untuk berkarir di bidang TI dan jaringan. 2/3 reponden mengaku berhasil mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan CNAP.

Hasil studi ini memotivasi Cisco untuk mengembangkan CNAP yang telah memasuki tahun ke-10 ini. Perusahaan ini menyatakan akan melakukan berbagai studi terhadap CNAP untuk sepuluh tahun mendatang. Melalui CNAP, Cisco membagikan pengetahuan dan keahlian TI ke lebih dari 9.500 akademi di seluruh dunia; tercatat lebih dari 500.000 siswa tiap tahunnya yang bergabung dalam program ini, mulai dari tingkat dasar hingga lanjut.

Di Indonesia, CNAP sudah berjalan sejak tahun 1999. Pada bulan Maret 2001 Cisco juga telah bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Departemen Pendidikan Nasional, untuk penerapan kurikulum CNAP bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya bagi SMK-Teknologi Informasi. Sekitar 180 akademi di Indonesia telah bergabung dalam program ini dengan lebih dari 500 lulusan pada periode Agustus 2006 sampai April 2007. Informasi seputar program CNAP dapat ditemukan di http://www.cisco.com/go/netacad.

Softswitch, Kunci Menuju Next Generation Network (NGN) Dunia Telekomunikasi

0 komentar

Konvergensi antara jaringan sirkit (circuit networks) dengan jaringan paket (packet network)—termasuk di dalamnya jaringan seluler—akan menjadi sebuah kebutuhan di masa yang akan datang. Ini karena di masa datang komunikasi bukan hanya melibatkan suara, namun sudah data, image dan bahkan video.

Kapan terjadinya dan apakah jaringan sirkit—kita kenal dengan layanan telpon tetap (PSTN)—akan dihapuskan untuk kemudian diganti dengan infrastruktur jaringan paket, itu masih menjadi tanda tanya. Akan tetapi, kalaupun hal itu terjadi, akan memakan waktu lama sampai seluruh jaringan tadi diganti dan menuju jaringan generasi masa depan (NGN-Next Generation Network).

Layanan komunikasi suara selama ini masih berbasis pada circuit-swithed. Pada jaringan ini, setiap call (panggilan) akan diberikan sebuah kanal tersendiri (dedicated), dan tidak ada pengguna lain yang dapat menggunakan kanal tersebut selama call yang tadi masih berlangsung. Kelebihannya, layanan ini mendukung real time-service. Namun, kelemahannya juga banyak. Kanal yang idle (tida aktif) karena tidak ada yang menggunakan juga harus tetap ‘bekerja’. Belum lagi biaya pembangunan dan pengembangan jaringan-infrastrukutur yang relatif mahal. Jumlah aplikasi layanan ini juga terbatas.

Sementara itu, jaringan paket digunakan untuk komunikasi data. Dalam jaringan ini, informasi dipecah menjadi beberapa bagian (disebut paket, frame atau pun sel), diberi header—berisi informasi pengirim, penerima dan urutan paket dari informasi —baru setelah itu dikirim. Pada pengiriman, semua kanal bisa digunakan,—tidak seperti pada circuit-switch—dengan memih kanal yang kosong dan paling cepat sampai ke tujuan/penerima. Kelebihan jaringan ini tentu saja dari efisiensi pemakaian kanal, karena setiap pengguna jaringan bisa menggunakan semua kanal yang tersedia untuk mengirim informasi ke pengguna yang lain.

Sejak berkembangnya telepon internet (VoIP) maka layanan komunikasi suara bukan hanya bisa dilewatkan oleh jaringan sirkit namun juga oleh jaringan paket yang berbasis IP (Internet Protokol). Dan lagi dengan teknik packet voice, dimana suara akan dikonversi menjadi bentuk digital, kemudian dimampatkan (compress) dan akhirnya dibagi manjadi beberapa paket suara untuk kemudian dikirim ke penerima via jaringan paket, ternyata memberikan kualitas bagus. Ini membuka peluang untuk mengirimkan informasi suara lewat jaringan paket, dalam bentuk packet voice.

Dengan melihat fakta dan aspek teknis di atas, tampaknya jaringan masa depan—Next Generation Network—memang akan berbasis paket. Namun dengan mempertimbangkan aspek bisnis, dalam hal ini biaya investasi yang harus ditanamkan, mengganti seluruh jaringan sirkit dengan jaringan paket akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu muncul solusi dengan melakukan migrasi antar jaringan secara bertahap. Dalam proses ini, jaringan sirkit tetap akan bisa berfungsi dan bahkan berhubungan dengan jaringan paket secara simultan. Dengan begitu, perusahaan penyedia layanan telekomunikasi tetap dapat mengambil untung dari layanan selama ini dan secara bertahap melakukan up-grade menuju jaringan berbasis paket.

Untuk mendukung solusi itu, telah muncul satu alat yang bernama softswitch. Alat ini mampu menghubungkan antara jaringan sirkit dengan jaringan paket, termasuk di dalamnya adalah jaringan telpon tetap (PSTN), internet yang berbasis IP, kabel TV dan juga jaringan seluler yang telah ada selama ini.

Sebuah forum bernama ISC (International Softswitch Consortium)—beranggotakan Siemens, NTT, Alcatel, Cisco, HSS, Sonus, Telcordia, dll—yang membahas tentang softswitch, Next Generation Network dan juga melakukan uji standar terhadap beberapa produk softswitch memberikan definisi tentang softswitch sebagai berikut: segala hal yang berhubungan dengan sistem komunikasi generasi masa depan (next generation communication) yang berbasis open-standard, mengintegrasikan layanan voice, data dan video dan menggelar layanan value-added yang lebih menjanjikan dibandingkan layanan PSTN sekarang.

Softwitch dikembangkan secara terpisah, perangkat keras (hardware), disebut Media Gateway (MG) dan perangkat lunaknya (software), disebut Media Gateway Controller (MGC) yang fokus pada software call-processing. Alasan terbesar mengapa pengembangannya dipisah adalah pada etika open-standard tadi, dimana monopoli baik sisi hardware maupun software menjadi hilang, dengan begitu para pemain akan bersaing secara adil dan masing-masing akan menawarkan produk terbaiknya ke pasar. Selain itu, juga membuka peluang bagi perusahaan lain, terutama di bagian software call prosessing untuk ikut bermain. Dan yang pasti hal ini juga akan ‘memanjakan’ para penyedia layanan telekomunikasi dalam memilih produk yang paling kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan. Penyedia layanan juga bisa melakukan setting jaringan, membuat konfigurasi dan pengembangan sesuai dengan kebutuhanya tanpa harus terpaku pada satu vendor. Hal ini bertolak belakang dengan pengembangan teknologi jaringan sirkit yang sangat vendor-driven, yaitu ketergantngan operator penyedia layanan dengan pihak suplier sangat tinggi, termasuk biaya penambahan dan testing feature baru yang mahal, sehingga layanan yang diberikan masih bertumpu pada transfer suara saja.

MGC akan bekerja di tataran pengaturan panggilannya (call control) serta call processing. MGC akan mengontrol panggilan yang masuk untuk mengetahui jenis media penggilan dan tujuannya. Dari situ, MGC akan mengirikan sinyal ke MG untuk melakukan koneksi, baik intrakoneksi jaringan—sirkit ke sirkit atau paket ke paket; maupun interkoneksi jaringan—sirkit ke paket dan sebaliknya.Jika diperlukan, MGC akan meminta MG melakukan konversi media yang sesuai dengan permintaan, atau langsung meneruskan panggilan jika tidak diperlukan konversi.

MGC menganggap MG sebagai kumpulan terminasi. Dalam fungsi itu, maka MGC dapat meminta MG melakukan konversi, koneksi dan pengiriman ring-tone (dering suara telpon) ke tujuan. Antara MGC dan MG sendiri akan saling berhubungan dengan protokol Megaco atau MGCP (Media Gateway Control Protocol).

Sementara itu, satu MGC akan berhubungan dengan MGC yang lain, baik itu yang berada di jaringan yang sama maupun berbeda, dengan mengirimkan protokol sinyal tertentu. Untuk jaringan sirkit, MGC akan mengirimkan SS7 (Signalling System 7), sementara jika berhubungan dengan jaringan paket, maka MGC akan menggunakan H.323 atau SIP (Season Initiation Protocol).

MG sendiri ‘hanya’ akan bekerja sebagai converter antara jaringan sirkit dengan jaringan paket. Di sini fungsi softswitch menjadi hanya setara dengan ‘switch analog’ dan tidak memberikan layanan yang lain. MG juga bisa bekerja di sisi pelanggan maupun penyedia layanan, dimana softwitch bukan hanya berfungsi sebagai converter, namun juga memberikan feature lebih, termasuk dial-tone tentunya. Pada posisi ini, maka softswitch akan bekerja lebih kompleks.

MG juga akan mengirimkan bermacam sinyal, tergantung jenis media yang digunakan. Sinyal itu dikirm atas permintaan MGC, sehingga dapat dideteksi oleh terminal atau oleh MGC selanjutnya.

Softswitch akan memegang peranan penting di masa transisi dimana di satu sisi jaringan sirkit masih eksis sementara di sisi lain kebutuhan akan jaringan paket makin besar, terutama diasari alasan bahwa jaringan paket lebih ‘hemat’, dan lebih handal dalam pengiriman informasi terutama yang dalam format data, juga munculnya teknik paket suara (packet voice) yang membuat suara yang dikirim mampu dikonversi menjadi bentuk paket digital untuk kemudian dikirim via jaringan paket, ditambah fakta bahwa dengan perubahan dari sirkit ke paket akan banyak biaya yang bisa ditekan, terutama biaya opersional. Hal-hal seperti itulah yang semakin memacu terwujudnya jaringan paket terintegrasi dengan nama Next Generation Networks (NGN).

Bagaimana dengan kita?...Pintu sebenarnya terbuka lebar bagi masuknya pemain baru di masa transisi sampai era NGN nanti. Baik untuk operator baru, bisnis content-service provider, dan tentu saja bisnis 3rd party yang menyediakan jasa outsourcing jaringan terintegrasi lewat softswitch.

Patut ditunggu gebrakan pemerintah dalam membuat regulasi di bidang ini. Akan lebih bijak jika pemilihan teknologi telekomunikasi yang akan diterapkan di negara ini, bukan hanya berdasar aspek bisnis, kemungkinan masuknya investor baru, atau bahkan gengsi kepada negara lain—yang ini sangat tidak berdasar. Namun patut juga dipertimbangkan aspek teknis, kompatibilitas dan konvergensi dengan infrastrukutur yang eksis, dan tentu saja, portofolio masa depan dunia telekomunikasi Indonesia. Semoga kita belajar dari kesalahan kita.

Biodata penulis :
Arif Fitrianto
Mahasiswa S-1 Teknik Telekomunikasi ITB
Email : dunklu@plasa.com, afit@students.ee.itb.ac.id
Telepon : +62 817 921 4924

malwer

0 komentar

10) Spyware yang dilindungi rootkits

Spyware berkembang biak karena berbeda dengan virus, dia membawa keuntungan buat pemakainya. Teknik yang biasa digunakan adalah membajak browser user sehingga menuju website tertentu, mencuri data finacial lewat keylogger atau sekedar menampilkan iklan yang memaksa untuk dikunjungi. Thus besar kecilnya keuntungan yang bisa diraup bergantung pada lamanya spyware itu bercokol di mesin korban. Karakteristik inilah yang menjadikan teknologi spyware dan rootkit akrab secara alamiah. Rootkit yang memang didesain untuk menghindari pendeteksian baik oleh tools maupun oleh os-nya sendiri menjadi pelindung yang baik buat spyware. Untuk menghadapi malware ini selain rajin update av bisa juga menggunakan software-software seperti Microsoft's Rootkit Revealer, F-Secure Corp's Blacklight, Sophos' Anti-Rootkit, McAfee Inc.'s Rootkit Detective dan Trend Micro Inc.'s RootKitBuster.

9) Sertifikat nakal

Untuk menjamin keabsahan website, pada browser diimplementasi mekanisme seritfikat yang dikeluarkan oleh badan-badan terpercaya yang disebut certificate authority (CA). Jadi kali kedua user dengan browser yang sama mengunjungi site tersebut dia seperti sudah punya 'surat sakti' yang menjamin keabsahannya sebagai user. Tapi apa lacur ternyata secara teknis sembarang orang bisa menginjeksi sertifikat palsu yang memungkinkan dia mengakses website tersebut sebagai "tamu resmi" website tersebut. Kerugiannya jelas... mulai dari pencurian data hingga eksekusi transaksi atas nama orang lain atau memaksa pengguna mengunjungi situs-situs nakal. Thus meski mesin pengguna bersih dari virus dan spyware, user bisa terinfeksi kembali oleh malware karena sertifikat nakal yang ditanam pada browsernya. Untuk mencegah hal ini secara berkala periksalah keabsahan sertifikat anda. Caranya : pada Internet Explorer cek sertifikatnya di menu Tools-Internet Options-Content-Certificates. Kemudian pada tab Intermediate Certificate Authorities pilih Trusted Root Certification Authorities dan Trusted Publishers.

8) Memandulkan anti malware dengan lebih dari satu cara.

Dulu cara malware mengakali anti malware adalah mengubah settingan host pada mesin sehingga ketika anti malware itu berusaha mengupdate dirinya dia gagal terus. Sekarang teknik yang digunakan sudah lebih 'sopan' dan karenanya jadi lebih susah dideteksi. Malware sekarang mengerjai anti malware dengan mengubah settingan firewall, menjalankan script dan memiripkan dirinya dengan proses standar pada os sekaligus. Untuk mengatasi ancaman ini monitor status update anti malware anda pastikan bahwa kondisinya sama dengan statusnya. Juga dianjurkan menggunakan EIcertificate authorityR's sebuah file penguji antimalware. Kalau anti malware anda gagal mendeteksi test filenya... kemungkinan besar anti malware anda sudah mandul.

7) Malware yang bisa mengupdate dirinya sendiri dan skrip-skrip metamorphic.

Layaknya anti malware, pembuat virus juga mengatasi problem mengupdate teknik virus mereka dengan teknologi auto update. Caranya kurang lebih sama dengan teknik update botnet, file update di poll di satu situs (biasanya situs jarahan). Malware yang tertanam di mesin korban akan secara berkala mengakses website tersebut untuk mengupdate dirinya sendiri. Untuk mengantisipasi hal ini selain rajin mengupdate anti malware, lalu lintas data sebaiknya di monitor juga dengan tools seperti Microsoft Sysinternals' TCPView untuk mendeteksi 'keanehan' dari aktivitas yang keluar masuk sistem.

6) Peer-to-peer botnets

Dulu... pada zaman kuda gigit besi botnets dikontrol lewat IRC. Cara ini ditinggalkan karena mudah sekali dikalahkan. Sekali channel atau server IRC-nya terlacak. serangan bot dengan mudah dihentikan. Sekarang... zaman kuda gigit USB, pembuat botnet mulai melirik protokol peer-to-peer yang biasa digunakan Kazaa, Waste and Skype. Untuk menghadapi serangan ini satu-satunya jalan hanyalah memonitor lalu lintas data yang keluar masuk sistem dengan sniffer.

5). Worms yang running di Web 2.0

Teknologi yang sedianya untuk memudahkan orang mendistribusikan informasi seperti yang dilakukan MySpace, Facebook, Gmail dll, malah dipakai pembuat malware untuk menginjek malware ke account user ketika user mengunjungi situs yang 'salah'. Sejak itu pengguna lain yang mengakses profile si korban accoutnya otomatis terinfek juga. Serangan yang daya sebarnya tinggi ini sebetulnya relatif mudah dicegah yaitu dengan menutup account dengan benar (logout/sign out itu beda dengan menutup browser neng...) setelah selesai digunakan.

4) Exploits disisi client.

Ketika Mikocok mati-matian bikin jajaran produk servernya secure dari berbagai serangan, pembuat malware malah mentarget clientnya. Mulai dari IE, dokumen office, outlook sampai media player... semua di manipulasi untuk menyebarkan malware. Karena variasi serangannya yang luas disarankan mengimplementasi host-based intrusion prevention systems (HIPS), seperti punya McAfee's Entercept dan Cisco Systems Inc.'s Security Agent. HIPS bisa mendeteksi exploit yang baru pada tahap potensial. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati ya toh ?

3) Serangan yang menaikkan hak akses

Windows Vista yang baru dirilis menunjukkan usaha keras Mikocok untuk mencegah ketimbang mengobati. Banyak organisasi yang menyepelekan pembatasan hak instal aplikasi di sisi client sehingga ketika isu sekurity muncul, jaringannya sudah terlalu ramai dengan software-software "nggak jelas". Tetapi kesuksesannya memperkuat sisi client justru akan memacu "kreativitas" pembuat malware untuk mengeksploitasi client. Karena selain karena lebih banyak pengguna yang gaptek ketimbang yang 3l1t33, sisi client jadi sasaran menggiurkan karena kesuksesan menjebol client mengeliminir perlunya password dan kode-kode otentifikasi lain. Wong sudah legit ! Untuk menghalau serangan ini rajin-rajin update os dan antimalware anda.

2) Really big botnets (RBBs)

Juragan botnet yang menguasai sekitar 100-300 sistem dulu boleh berbangga. Tapi sekarang dengan makin bervariasinya jenis serangan diperkirakan ada juragan botnet yang menguasai hingga 60,000 sistem. Dengan lasker botnet sedahsyat itu serangan membabi buta seperti DoS dan dDoS bisa menyebabkan kerugian yang jauh JAUH lebih mengerikan dibanding dulu. Ancaman sebesar ini menuntut kerjasama berbagai pihak seperti sesama ISP, badan negara dan tentu saja organisasi pengguna itu sendiri.

1) Pergeseran platform ke piranti non-komputer.

HIngga kini kebanyakan serangan malware masih fokus ke komputer baik client maupun server. Tetapi dengan makin maraknya piranti non-komputer mulai dari smartphone, pda hingga ipod; merambah jaringan dan internet, hanya soal waktu saja sebelum pembuat malware memfokuskan serangan ke piranti non-komputer itu. Sayangnya meski ditandai dengan munculnya virus berbasis bluetooth... solusi untuk serangan ini masih belum ada yang mapan.


About the author:
Ed Skoudis is a founder and senior security consultant with Intelguardians, a Washington, DC-based information security consulting firm. His expertise includes hacker attacks and defenses, the information security industry and computer privacy issues. In addition to Counter Hack Reloaded, Ed is also the author of Malware: Fighting Malicious Code. He was also awarded 2004, 2005 and 2006 Microsoft MVP awards for Windows Server Security, and is an alumnus of the Honeynet Project. As an expert on SearchSecurity.com, Ed answers your questions relating to information security threats.

Tentang Domain name Server (DNS)

0 komentar

Misalkan anda telah memiliki domain, katakan saja namanya domainku.com. Hal itu baru akan bermanfaat untuk anda jika, orang yang terhubung ke internet dimanapun di seluruh dunia dapat menggunakannya untuk mengunjungi website anda.

Bagaimana supaya komputer teman anda di Malaysia , misalnya, yang terhubung ke internet tentunya, dapat mengetahui bahwa domainku.com adalah alias dari (misalnya) IP address 202.145.6.66? Di dalam komputer teman itu tentu harus ada kumpulan data yang berisi seluruh (puluhan juta) nama domain yang ada di seluruh dunia beserta IP address masing2nya. Apakah demikian? Tidak lah yau Tidak perlu sampai demikian.

Di dalam komputer teman anda itu cukup hanya terdapat alamat (internet) yang dibutuhkan untuk mencari informasi tersebut, yaitu alamat DNS-nya, dimana biasanya disediakan oleh ISP yang menyediakan akses internet bagi teman anda tersebut. Pada DNS server biasanya tersedia sebagian dari data domain-ip dan juga alamat lanjutan untuk meneruskan pencarian jika yang dicari tidak ada di server tersebut. Dan begitu seterusnya sampai domain tersebut dapat diresolve ke IP tertentu. Setelah berhasil di resolve, browser (misalnya Internet Explorer, Firefox, dll) akan langsung menuju IP tersebut dan mengakses website anda. Btw, keseluruhan proses biasanya hanya dalam hitungan detik saja.

Agar nama domain anda dapat ditemukan, maka nama domain anda tersebut harus ada di salah satu DNS server yang terhubung terus menerus ke internet. Untuk itulah pada saat anda mendaftar domain, anda perlu mencantumkan nameserver (yang adalah IP dari server DNS) tempat nama domain anda akan .ditempelkan.. Anda tidak akan diperkenankan mendaftar nama domain jika anda belum menyiapkan server DNS untuk .dihuni. oleh domain tersebut.

Disclaimer :

Informasi diatas tidak dimaksudkan untuk 100% akurat secara teknis, karena dimaksudkan agar pengguna awam paham tentang konsep DNS. Para .tech freak. dilarang protes jika ada proses2 yang terlalu disederhanakan pada penjelasan di atas.